Ilmu Antropoligi |
Hubungan Antara Antropologi Dan Ilmu-Ilmu Lain
Hubungan itu biasanya bersifat timbal-balik. Antropologi perlu bantuan ilmu-ilmu lain itu, dan sebaliknya ilmu-ilmu lain itu masing-masing juga memerlukan bantuan antropologi. Ilmu-ilmu lain itu yang terpenting di antaranya adalah :
- Ilmu Geologi
- Ilmu Paleontologi
- Ilmu Anatomi
- Ilmu Kesehatan Masyarakat
- Ilmu Psikiatri
- Ilmu Linguistik
- Ilmu Arkeologi
- Ilmu Sejarah
- Ilmu Geografi
- Ilmu Ekonomi
- Ilmu Hukum Adat
- Ilmu Administrasi
- Ilmu Politik
Hubungan Antara Ilmu Geologi dan Antropologi. Bantuan ilmu geologi yang mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta perubahan-perubahannya, terutama dibutuhkan oleh sub-ilmu paleo-antropologi dan prehistori untuk menetapkan umur relatif dari fosil-fosil mahluk primat dan fosil-fosil manusia dari zaman dahulu, serta artefak-artefak dan bekas-bekas kebudayaan yang digali dalam lapisan-lapisan bumi. Hal ini mungkin dengan terutama menganalisa dengan metode-metode geologi, umur dari lapisan-lapisan bumi tempat artefak-artefak tadi terkandung.
Hubungan Antara Ilmu Paleontologi dan Antropologi. Bantuan dari paleontologi sebagai ilmu yang meneliti fosil mahluk-mahluk dari kata-kata dahulu untuk membuat suatu rekontruksi tetang proses evolusi bentuk-bentuk mahluk dari kata-kata dahulu hingga sekarang, tentu saja sangat diperlukan ilmu paleo-antropologi dan prehistori. Pengertian tentang umur dari fosil-fosil keran dan fosil-fosil manusia, artefak-artefak bekas kebudayaan yang digali itu, dapat juga dicapai dengan mengentahui umur relatif dari fosil-fosil paleontologi yang terdapat di dekatnya.
Hubungan Antara Ilmu Anatomi dan Antropologi. seorang serjana antopologi-fisik, baik yang mengkhusus kepada paleo-antropologi maupun yang meneliti ciri-ciri ras-ras di dunia, sangat perlu akan ilmu anatomi karena ciri-ciri dari berbagai bagian kerangka manusia, berbagai bagian tengkorak, dan ciri-ciri dari bagian tubuh manusia pada umumnya, menjadi obyek penelitian yang terpenting dari seorang ahli antropologi-fisik untuk mendapat pengertian tentang soal asal mula dan penyebaran manusia serta hubungan antara ras-ras di dunia.
Hubungan Antara Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Antropologi. Kecuali apa yang telah tersebut di atas, yaitu data mengenai konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit, terhadap dukun, terhadap obat-obatan tradisional, terhadap kebiasaan dan pantangan makan dan sebagainnya, ilmu antropologi juga dapat memberi kepada para dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup diberbagai daerah dengan aneka warna kebudayaan, metode-metode dan cara-cara untuk segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-istiadat lain.
Hubungan Antara Ilmu Linguistik dan Antropologi. Ilmu linguistik (atau ilmu bahasa) mula-mula terjadi dalam masa akhir abad ke-18, ketika para sarjana mulai mengupas naskah-naskah klasik dalam bahasa-bahasa Indo-German (ialah Latin, Yunani, Gotis, Avestis, Sanskerta dan sebagainya). Sekarang ilmu linguistik telah berkembang menjadi suatu ilmu yang berusaha mengembangkan konsep-konsep dan metode-metode untuk mengupas segala macam bentuk bahasa apapun juga, dari daerah manapun juga di dunia. Dengan demikian dapat dicapai suatu pengertian tentang ciri-ciri dasar dari tiap bahasa di dunia secara cepat dan mudah. Tentu kita mudah mengerti bagaimana baik bahan maupun metode-metode dan teori-teori yang dikembangkan oleh etnolinguistik itu tidak dapat diabaikan oleh ilmu lingusitik klasik. Di banyak negara ilmu linguistik dan etnolinguistik memang juga telah bergabung menjadi satu, walaupun di Amerika secara resmi etnolinguistik masih dipertahankan sebagai bagian dari antropologi.
Hubungan Antara Ilmu Arkeologi dan Antropologi. Ilmu arkeologi (atau ilmu sejarah kebudayaan purbakala) pada mulanya meneliti sejarah dari kebudayaan-kebudayaan kuno dalam zaman purba, seperti kebudayaan Yunani dan Rum Klasik, kebudayaan Mesir kuno di daerah Mesopotamia, kebudayaan kuno di Palestina dan sebagainya. Di Indonesia ilmu arkeologi antara lain mengenai sejarah dari negara-negara Indonesia-Hindu di antara abad ke-4 sampai abad ke-16 Masehi.
Penelitian kebudayaan-kebudayaan kuno tadi mempergunakan sebagai bahan penelitian, bekas-bekas bagunan kuno (runtuhan-runtuhan kuil, istana, bagunan irigasi, piramide, candi, dan sebagainya), tetapi juga prasasti-prasasti atau buku-buku kuno yang ditulis dalam zaman-zaman kebudayaan-kebudayaan itu memuncak. Seperti apa yang telah diterangkan dia atas, ilmu antropologi juga mempunyai sebagai tugas, meneliti sejarah kebudayaan manusia yang lebih kuno dari zaman kejayaan kebudayaan-kebudayaan tersebut, yaitu zaman sebelum manusia mengenal huruf, atau zaman prehistori. Penelitian-penelitian itu dilakukan oleh sub-ilmu dari antropologi yang bernama prehistori, dengan menggunakan sebagaian bahan penelitian sisa-sisa benda kebudayaan manusia yang tertinggal dalam lapisan-lapisan bumi. Dengan demikian sub-ilmu prehistori dari ilmu antropologi dapat dikatakan memperpanjang jarak waktu dari sejarah kebudayaan manusia dengan bahan-bahan yang lebih tua dari piramida-piramida, candi-candi, dan buku-buku kuno. Dan demikian pula ilmu arkeologi Indonesia dapat kembali hingga zaman candi-candi dan prasasti-prasasti yang tertua (yaitu abad ke-4), sedangkan ilmu prehistori dapat kembali hingga berpuluh ribu tahun sebelum itu, ke zaman-zaman yang disebut zaman Neolithik, zaman Paleolithik dan sebagainya.
Hubungan Antara Ilmu Sejarah dan Antropologi. Hubungan itu sebenarnya menyerupai hubungan antara ilmu arkeologi dengan antropologi yang telah diuraikan di atas. Antropologi memberi bahan prehistori sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah dari tiap bangsa di dunia. Kecuali itu, banyak masalah dalam historiografi dari sejarah sesuatu bangsa dapat dipecahkan dengan metode-metode antropologi.
Konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat yang dikembangkan oleh antropologi dan ilmu-ilmu sosial lainnhya, akan akan memberi pengertian banyak kepada soerang ahli sejarah untuk mengisi latar belakang dari peristiwa polotik dalam sejarah yang menjadi obyek penelitiannya.
Para ahli antropologi sebaliknya juga memerlukan sejarah, terutama sejarah dari suku-suku bagsa dalam daerah yang didatanginya. Sejarah itu diperlukan olehnya untuk memecahkan soal-soal yang terjadi karena masyarakat yang ditelitinya mengalami pengaruh dari suatu kebudayaan dari luar. Pengertian terhadap soal-soal tadi baru dapat dicapainya apabila sejarah tentang proses pengaruh tadi diketahuinya juga dengan teliti. Dengan demikian seorang sarjana antropologi seringkali harus juga memiliki pengetahuan tentang metode-metode untuk merekontrusikan sejarah dari suatu rangkaian peristiwa.
Hubungan Antara Ilmu Geografi dan Antropologi. Geografi atau ilmu bumi itu mencoba mencapai pengertian tentang alam dunia ini dengan memberi pelukisan tentang bumi serta ciri-ciri dari segala macam bentuk hidup yang menduduki muka bumi. Di antara beraneka warna macam bentuk hidup dibumi yang berupa flora dan fauna itu, ada mahluk manusia yang sebaliknya juga beraneka warna sifatnya diberbagai daerah di muka bumi itu. Karena antropologi adalah satu-satunya ilmu yang mampu menyalami masalah aneka warna mahluk manusia itu, maka sudah tentu ilmu geografi tidak dapat mengabaikan ilmu antropologi.
Sebaliknya, seorang sarjana antropologi juga memerlukan sekedar pengertian tentang geografi, karena banyak masalah kabudayaan manusia mempunyai sangkut paud dengan keadaan lingkungan alamnya.
Hubungan Antara Ilmu Ekonomi dan Antropologi. Dalam banyak negara di mana penduduk pedesaannya lebih banyak jumlahnya dari pada penduduk kotanya, terutama di luar daerah kebudayaan Ero-Amerika, kekuatan, proses dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku dalam aktivitas kehidupan ekonominya sangat dipengaruhi sistem kemasyarakatannya, cara berpikir, pandangan dan sikap hidup dari warga masyarakat pedesaan tadi. Dalam masyarakat dari negara-negara serupa itu seorang ahli ekonomi tidak dapat mempergunakan dengan sempurna konsep-konsep serta teori-teorinya tentang kekuatan, proses, dan hukum-hukum ekonomi tadi (yang dikembangkan dalam masyarakat Ero-Amerika dan di dalam rangka ekonomi Internasional), tanpa suatu pengetahuan tentang sistem kemasyarakatan, cara berpikir, pandangan dan sikap hidup dari warga masyarakat pedesaan tadi. Dengan demikian seorang ahli ekonomi yang hendak membangun ekonomi di negara-negara serupa itu tentu akan memerlukan bahan komparatif mengenai misalnya sikap terhadap kerja, sikap terhadap kekayaan, sistem gotong-royong pokonya bahan komparatif tentang berbagai unsur dari sistem kemasyarakatan di negara-negara tadi. Dalam hal mengumpulkan keterangan komperatif serupa itu antropologi memang sangat berguna.
Hubungan Antara Ilmu Hukum Adat Indonesia dan Antropologi. Sejak permulaan masa timbulnya ilmu hukum adat Indonesia pada permulaan abad ke-20, para pendekar dari ilmu itu telah menyadari akan kepentingan antropologi sebagai ilmu bantu dalam penelitian-penelitiannya. Malahan beberapa sarjana hukum adat dengan nyata telah mempergunakan metode-metode antropologi untuk menyalami latar belakang kehidupan hukum adat bukan merupakan suatu sistem hukum yang telah diabstraksikan sebagai aturan-aturan dalam kitab-kitab undang-undang, melainkan timbul dan hidup langsung dari masalah-masalah perdata yang berasal dari dalam aktivitas masyarakat.
Sebaliknya, antropologi juga perlu bantuan ilmu hukum adat Indonesia. Setiap masyarakat, baik yang sangat sederhana bentuknya, tentu mempunyai aktivitas-aktivitas yang berfungsi dalam lapangan pengendalian sosial, atau social control. Salah satu sistem pengendalian sosial ini adalah hukum. Konsepsi dari antropologi ini, yang menganggap hukum sebagai hanya salah satu aktivitas kebudayaan dalam lapangan social control itu, menyebabkan bahwa seorang ahli antropologi harus juga mempunyai pengetahuan umum tentang konsep-konsep hukum pada umumnya.
Hubungan Antara Ilmu Administrasi dan Antropologi. Ilmu administrasi di Indonesia tentu akan menghadapi masalah-masalah yang sama seperti ilmu ekonomi di Indonesia. Lagi pula, bahan keterangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan denga agraria, yang juga menjadi suatu kompleks masalah yang sangat penting dalam ilmu administrasi, antara lain bisa didapatkan dengan penelitian berdasarkan metode-metode antropologi.
Hubungan Antara Ilmu Politik dan Antropologi. Ilmu politik sejak dua asawarsa akhir-akhir ini telah meluaskan perhatiannya dari pokok semulanya, yaitu hubungan antara kekuatan-kekuatan serta proses-proses politik dalam segala macam negara dengan berbagai macam sistem pemerintah, ke masalah-masalah yang menyangkut latar belakang sosial budaya dari kekuatan-kekuatan politik itu.Hal itu terutama penting apabila seorang ahli ilmu politik harus meneliti dan menganalisa kekauatan-kekuatan politik dalam negara-negara yang sedang berkembang, yaitu di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Oseania. Untuk dapat memahami latar belakang dan adat istiadat tradisional dari suku bangsa itulah, maka metode analisa antropologi menjadi penting bagi seorang ahli ilmu politik, untuk mendapat pengertian mengenai tingkah laku dari partai politik yang sedang dipelajarinya itu.
Seorang ahli antropologi dalam hal ini mempelajari suatu masyarakat untuk menulis sebuah deskriptif etnografi tentang masyarakat tersebut sebaliknya tentu akan juga menghadapi sendiri kekuatan dan proses politik lokal, serta aktivitas dari cabang-cabang partai politik nasional di situ. untuk menganalisa gejala-gejala itu ia perlu mengetahui konsep-konsep dan teori-teori ilmu politik juga. jika ingin mengetahui Hubungan Antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi bisa dilihat di husainikriwil.blogspot.co.id
TrimS kak. artikelnya sangat membantu aku menyelesaikan tugas sekolah
BalasHapushttps://BeHangat.Com
( Hubungan Antara Antropologi dan Ilmu-Ilmu Lain )
👌
HapusY
BalasHapus